Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Susahnya jadi Musafir di Jogja

Namanya pak Zaenal Arifin usianya sekitar 40 tahunan dari Demak,orangnya supel,baik hati dan yang lebih penting orangnya religius banget.saya mengenalnya saat abis shalat tarawih di Masjid Gede Kauman Yogyakarta beberapa waktu yang lalu.pak Zaenal ini punya kebiasaan yang sungguh mulia yang setiap ramadhan tiba dia selalu lakukan,kebiasaan tersebut adalah iktkaf dari masjid ke masjid, lebih hebatnya lagi masjid yang ia datangi untuk iktikaf adalah masjid-masjid besar seperti Istiqlal,Masjid Raya Jawa barat,Masjid Attaqwa Cirebon.

Pak Zaenal ini setiap harinya bekerja di pabrik mebel di kampungnya,dan berhubung ramadhan tempatnya bekerja tidak beroperasi, maka ia gunakan waktu luang tersebut untuk iktikaf dari masjid,untuk berpindah dari kota ke kota yang lainnya pak zaenal biasanya nebeng di truk-truk pembawa barang yang lewat.

sebelum sampai di Jogja pak Zaenal telah beriktikaf di masjid Attaqwa Cirebon,Masjid Raya Jawa Barat dan Istiqlal Jakarta.dan sampainya di Jogja ia agak kaget karena  Masjid Gede kauman kalau malam hari tidak terbuka untuk umum walaupun di serambinya saja,berbeda dengan masjid-masjid besar yang ia kunjungi sebelumnya yang untuk bulan Ramadhan selalu terbuka untuk siapa saja yang ingin beriktikaf.

Waktu itu sekitar jam 09:00 malem pintu pagar masjid Gede sudah digembok,karena tidak punya sanak saudara di Jogja terpaksa mencari masjid lain yang bisa untuk menginap,karena merasa kasihan dan pernah merasakan bagaimana jadi seorang musafir dan bermalem di masjid saya temani pak Zaenal menginap di Masjid jalan KH.A Dahlan setelah sebelumnya minta izin ke pihak pengelola masjid dan menyerahkan KTP terlebih dahulu.

Walau hanya beberapa jam saja saya mengenal pak Zaenal tapi banyak pengalaman dan ilmu yang berharga yang dapat saya ambil ,terutama sikap optimis dan percaya dirinya yang sangat kuat di saat semuanya serba tidak pasti seperi sekarang ini.Cerita-cerita pengalaman selama jadi Musafir di Istiqlal,Attaqwa Cirebon jadi mengingatkan kalo saya masih punya janji sama Calon ibunya anak-anak untuk berkunjung ke Istiqlal dan Attaqwa Cirebon :)

5 komentar untuk "Susahnya jadi Musafir di Jogja"

  1. welha ujungnya itu yang mbikin surprise, "ibunnya anak-anak"!

    BalasHapus
  2. kadang ada juga masjid yang dikunci waktu malam. aku yang dulu hobi tidur di masjid-masjid. kelayapan pernah merasakannya.

    BalasHapus
  3. Yang pertama saya lihat dari posting ini adalah fotonya..
    Bukan karena kenal orangnya tapi karena sebenarnya banyak jg yg seperti pak Zaenal, tapi tidak untuk iktikaf di masjid melainkan karena memang tidak punya tempat untuk sekedar membaringkan tubuh saat malam..

    BalasHapus