Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Djedjak Sedjarah Kota Magelang 1923


Djedjak Sedjarah Kota Magelang 1923
Minggu tanggal 13 Januari yang lalu, Saya mengikuti diskusi "Djedjak Sedjarah Kota Magelang 1923" di Museum BPK (Komplek Eks Karesidenan Kedu) Jl. Diponegoro Magelang  atas undangan dari Mas Bagus Priyana, salah satu koordinator Komunitas Kota Toea Magelang, Komunitas Kota Toea adalah komunitas pemerhati bangunan-bangunan bersejarah dan cagar budaya di Magelang. suatu undangan yang sangat menarik karena saya  sangat tertarik dengan yang namanya sejarah, apalagi sejarah tentang Magelang dimana saya tinggal sekarang ini, apalagi hari minggu tersebut kebetulan saya lagi libur kerja.

Acara di mulai pukul 09:00, di ikuti oleh sekitar 50-an orang, Diskusi di pimpin oleh Mas Bagus Priyana atau yang lebih di kenal dengan nama Agung Dragon. Mas Bagus Priyana dengan penuh semangat mengawali ceritanya tentang awal mula berdirinya pemerintahan di Magelang,  dari periode Mataram Kuno yang di perkirakan tahun 898-908 Masehi, dengan rajanya Rake Watukara Dyah Balitung. era pemerintahan Mataram kuno runtuh karena letusan gunung Merapi pada tahun 1006 Masehi yang mengakibatkan hancurnya wilayah Magelang dan sekitarnya. di era Mataram baru Magelang menjadi daerah Hinterland Mataram dan menjadi gudang beras bagi kerajaan.  Bahkan setelah perang Jawa berakhir pada tahun 1755 Magelang menjadi kebun milik raja atau kebon dalem, kebun milik Sri Sunan Pakubuwono.  Di lanjutkan dengan berkuasanya Inggris di Magelang dengan di bentuknya Magelang menjadi sebuah Kabupaten dengan Bupati pertamanya Mas Ngabehi Danukromo, dan di masa pemerintahan beliau dibuatlah Masjid Agung dan Alun-alun Magelang yang bisa kita saksikan hingga sekarang.

Selain sejarah Pemerintahan Magelang dari masa ke masa yang menarik untuk di ikuti, diskusi selanjutnya tentang memori bangunan-bangunan tua di sekitar Alun-alun Magelang yang banyak menyimpan kenangan Magelang tempo dulu, yang sekarang bangunan-bangunan tersebut hanya tinggal foto dan sejarahnya saja, yang tersisa sampai sekarang cuma Masjid Agung, Gereja Pantekosta, Gereja GPIB dan Kelenteng Liong Hok Bio. bangunan yang berubah dan berganti dengan bangunan baru misalnya Kantor BPD Jateng dulunya merupakan Kantor Peradilan, Kadipaten Magelang, Hotel Loze dan masih banyak lagi.

Magelang selain tempatnya yang strategis di Jawa Tengah dan daerahnya yang sejuk pemerintah Hindia Belanda membangun Rumah Sakit Jiwa tahun 1923 di daerah Kramat untuk menampung banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada masa itu, selain warga lokal yang di pekerjakan untuk membangun rumah sakit tersebut, pemerintah Hindia Belanda juga mempekerjakan pasien-pasien rumah sakit Jiwa.

Pemerintah Hindia Belanda beberapa tahun sebelum membangun Rumah Sakit Jiwa di daerah Kramat juga membangun Stasiun Kereta Api di Kebon Polo yang melayani jalur Magelang-Jogja tahun 1903. kemudian di buka berturut-turut jalur Magelang-Secang, Secang-Temanggung, Secang Ambarawa tahun 1905. Konon pada waktu itu dari Magelang ke Semarang naik Kereta di perlukan waktu sekitar 4 hari lamanya.

Karena letaknya yang strategis pemerintah Hindia Belanda membangun pusat keMiliteran di Magelang, sehingga bisa dengan mudah bisa memobilisasi pasukan ke beberapa daerah di Jawa Tengah, selain karena letaknya yang strategis salah satu alasan pemerintah Hindia Belanda membangun pusat kemiliteran di Magelang adalah untuk meredam semangat perjuangan pangeran Diponegoro yang masih banyak pengikutnya di daerah Magelang dan sekitarnya.

Itu tadi beberapa hasil diskusi yang saya ingat, Untuk yang mau tahu hasil lengkap diskusi kemaren bisa di lihat di Youtubenya Pak Widoyoko Magelang. Dan bagi anda yang mempunyai minat tentang bangunan-bangunan bersejarah terutama yang di Magelang bisa bergabung di Facebook Magelang Kota Toea, atau kunjungi blognya di www.magelangkotatoea.wordpress.com
Djedjak Sedjarah Kota Magelang 1923
Foto terakhir di ambil dari Facebooknya Pak Widoyoko Magelang

2 komentar untuk "Djedjak Sedjarah Kota Magelang 1923"

  1. mantep Kang acarane, selalu informatif dan menambah wawasan sejarah setiap pesertanya.....

    BalasHapus